Dear Bapak Mario dan Ibu Linna, serta semua sahabat dalam ruangan ini,
Episode MTGW minggu malam tadi adalah episode yang saya tunggu-tunggu, karena tergoda dengan judulnya. Sebab sebagaimana kita ketahui bahwa episode tersebut telah direkam pada beberapa minggu yang lalu, hingga bagi kami yang tidak dapat hadir di studio menjadi sangat penasaran apa sebenarnya yang Pak Mario katakan dalam episode tersebut.
Ternyata memang begitu menggoda dan menyegarkan.... Saya bisa membayangkan betapa beruntungnya mereka yang dapat hadir di studio pada saat itu, karena berdasarkan pengalaman saya, jauh lebih banyak yang dapat dinikmati dari penyampaian pak Mario bila hadir langsung dalam taping.
Tapi saat ini saya tidak bermaksud untuk mencemburui mereka yang hadir.... saat ini saya ingin sharing....
Episode Rayuan Maut banyak berbicara tentang peran para pria/suami dalam memuliakan hubungan suami-istri. Tetapi sebagaimana yang Pak Mario katakan,banyak kali para suami 'salah dalam cara mencintai' istrinya (bukan tidak mencintai). Kalau ini yang terjadi dan bukan kebetulan para suami itu menjadi pemirsa MTGW Rayuan Maut, maka bersyukurlah para istrinya.
Tetapi kalau tidak, bagaimana harusnya para istri bersikap? Menyesali keadaan?
Atau berkata dalam hati: "Seandainya....... "
"Seandainya...." bila disambung dengan kalimat : "suami saya seperti itu" , adalah doa dan harapan baik bagi suami kita.
Namun doa juga harus dibarengi upaya untuk mewujudkannya. Yaitu dengan cara menggunakan jurus Rayuan Maut dari pak Mario kepada suami.
Sebagai istri janganlah sungkan (atau anak sekarang bilang : ja'im) untuk merayu suami, caranya antara lain:
- Sediakanlah telinga kita untuk mendengar keluh kesahnya dalam segala hal, entah itu seputar pekerjaannya atau mulai bertambahnya jumlah uban di kepalanya.... (dan katakan: "ah masa.... honey tidak berubah kok, tetap ganteng....)
- Janganlah pelit memberikan pujian kepadanya dalam segala hal, entah itu prestasinya dalam pekerjaan atau sekedar keberhasilannya menurunkan 1kg berat badannya.... Berikan ruang bagi suami kita untuk menyombongkan dirinya di depan kita....
- Siapa bilang hanya istri yang senang dikangeni...... Suami pun perlu merasa kehadirannya di rumah sangat dirindukan .... telpon atau sms tanyakan kapan dia akan pulang (bila harus lembur) atau nyatakan kesepian kita bila suami harus tugas di luar kota.... [jangan bilang-bilang ya.... : padahal kita juga senang tidak banyak kesibukan menyiapkan ini-itu untuk suami... ha...ha...ha.. ]
Sebagai istri, bila suami belum tahu cara merayu kita
(sayangnya para sahabat tidak bisa melihat bekas-bekas penderitaan di wajah saya ...he..he..he...) , jangan cepat putus asa dan memutuskan untuk segera
mengganti mertua.....
Sabarlah dan berkasih sayanglah..... Jadilah sebaik-baiknya pribadi dan sebaik-baiknya istri..... Doa dan upaya kita pasti akan dijawab oleh Tuhan.
Akhir kata, muliakanlah terus hubungan suami-istri kita.
Karena Suami juga bukan investasi (walaupun dia yang mencari nafkah), kita berinvestasi pada anak-anak kita: agar anak perempuan kita melihat dan belajar bagaimana menjadi wanita, istri dan ibu yang baik; dan anak laki-laki kita melihat dan belajar untuk memilih wanita yang baik sebagai istrinya.
Salam Super,
Margaretha, SM 1583
Ibu Rumah Tangga | Timika
Catatan: tulisan yang miring adalah meminjam dan mengadaptasi gaya bercanda Bapak Mario.